Banjir Dukungan dan Aduan dari Pegiat Seni Budaya Korban Korupsi, Jalih Pitoeng Minta Kejati Periksa Semua Yang Terkait dengan Penyalah Gunakan Anggaran Tahun 2022-2024

Spread the love

JAKARTA | Kindonews.com – Pristiwa yang belum pernah terjadi selama ini yaitu pengungkapan sekaligus penggeladahan di Dinas Kebudayaan oleh pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) baru-baru ini menjadi sebuah ekspektasi yang tinggi bagi para pegiat seni di tanah Betawi.

Hal ini diungkapkan oleh belasan para pegiat seni budaya Betawi dalam salah satu pertemuan yang mengundang tokoh muda Betawi pemberani sekaligus pembaharu yang memberi harapan Jalih Pitoeng.

“Sebenar persoalan ini sudah lama terjadi” ungkap salah satu peserta pertemuan yang berlangsung Jum’at malam (20/12/2024).

“Namun kita tidak berani untuk mengungkapkannya” lanjutnya.

Salah satu korban yang tak mau disebut namanya tersebut mengatakan bahwa jika dirinya melakukan protes, maka dia tidak akan diberi lagi kegiatan.

“Kalau kita terlalu kritis maka kita tidak akan diberi kegiatan lagi oleh Dinas Kebudayaan” kenang nya.

Selain keluhan yang miris tersebut, Jalih Pitoeng yang mengawal kasus ini sejak masih proses reportase dan investigasi 5 bulan lalu, ternyata ada beberapa pristiwa fakta yang lebih tragis.

“Ada salah satu kegiatan yang tidak dibayar. Bahkan berulang pada tahun selanjutnya” kata Jalih Pitoeng.

“Angkanyapun sangat pantastis. Kurang lebih 600 juta rupiah” Jalih Pitoeng menegaskan.

“Bahkan sampai ada yang menjual rumahnya untuk menutupi beban guna menutup biaya untuk membayar para mitra pegiat seni budaya yang telah tampil dalam acara kesenian berbasis komunitas” lanjut Jalih Pitoeng menandaskan.

“Kalau saja saya perempuan, mungkin sudah menangis dan menjerit mendengar keluhan dan aduan dudara-sudara kita para pegiat seni” ungkap Jalih Pitoeng melanjutkan

“Oleh karena itulah, terpanggil jiwa kita sebagai anak Betawi. Kewajiban moral dan kultural sesama anak Betawi ini berontak melihat kezaliman kolosal ini” kata Jalih Pitoeng.

Sosok anak Betawi yang memiliki pengalaman tentang seluk beluk mavia tanah diera tahun sembilan puluhan saat dirinya terjun didunia property ini mengatakan jangan bohongi dirinya dengan narasi-narasi kamuflatif dan upaya-upaya persuasif recehan.

“Saya ini bukan bocah korengan yang bisa dinina bobokan dengan narasi-narasi kamuflatif” lanjutnya tegas.

“Tidak mungkin kepala ikan yang berisi otak pengendali seluruh aktivitas dari kepala, badan, sirip hingga ekor bahkan sisik, jika ada bagian yang terluka dia tidak tahu” sindir Aktivis Betawi yang kritis tersebut.

Menyikapi pristiwa penggeledahan yang sangat fenomenal di dinas Kebudayaan Jakarta tersebut, Ketua FORMASI (Forum Aliansi Masyarakat Anti Korupsi) ini meminta kepada pihak Kejaksaan Tinggi untuk melakukan penyidikan secara totalitas dan menghukum semua yang terlibat sesuai dengan intensitas dan kapasitas perbuatannya.

“Secara pribadi dan mewakili para keluarga korban sekaligus atas nama kaum Betawi, saya meminta kepada Kejati untuk mengusut tuntas serta membongkar seluruh pristiwa terkait penyalah gunaan wewenang serta anggaran tahun 2022 hingga 2024 di dinas Kebudayaan DKI Jakarta” pinta Jalih Pitoeng tegas.

“Saya sangat meyakini bahwa para kaum Adiyaksa memiliki kapasitas dan integritas yang tinggi demi menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam penegakan hukum. Dan ini akan menjadi tantangan bagi para jaksa penyidik karena menjadi pusat perhatian masyarakat dan para netizen” tandas Jalih Pitoeng.

Tanggapan dan Harapan Masyarakat

Sementara salah satu tokoh Betawi dari bilangan Jakarta Selatan mengatakan bahwa ini merupakan sebuah sejarah baru bagi perkembangan kebudayaan Betawi.

“Ini adalah sejarah” kata salah satu tokoh Betawi yang hadir malam itu.

“Belum pernah terungkap selama ini tentang korupsi di dinas Kebudayaan” katanya lagi.

“Untung masih ada orang-orang yang peduli juga berani” lanjutnya.

“Terimakasih bang Jalih dan kawan-kawan yang sudah berjuang membela kepentingan para pegiat seni budaya Betawi” ucapnya.

“Kalo engga, ratusan milyar cing duit kaum kita Betawi diembat dengan sadis begitu” sesalnya seraya berdecak.

Sedangkan ketua umum KERABAT (Kerukunan Anak Betawi) Matadi berseloroh bahwa kejanggalan tersebut sudah berlangsung lama.

“Ah…ini sebenernya udah lama” selorohnya.

“Cuman, masalahnya ga ada yang berani ngungkap ini” la lanjut Adong sapaan akrabnya.

“Gua salut Ama bang Jalih. Dia benar-benar gigih dan serius serta konsep manajemen penanganan masalahnya paten dah” ungkap Adong dengan dialek khas nya.

Adong juga menceritakan ketika dirinya mendampingi Jalih Pitoeng saat akan membongkar carut-marut nya pengelolaan Kampoeng Betawi di kawasan PRJ beberapa tahun lalu.

“Dulu gua Ama bang Jalih udah mau tuntas bongkar kejanggalan pengelolaan Kampoeng Betawi di PRJ” kenang Adong.

“Tapi sayangnya, ya itulah kawan-kawan kita di Betawi. Yang dibelain malam ngerem cuman karena dipeper-peperin doang” sesal Adong.

“Urusan gebal utan dan bendung empang gua faham jadinya soal langkah-langkah kongkrit dan strategis nya bang Jalih”

“Udah gitu dia orang nya bijak banget, sabar dan telaten serta ga emosian. Kalo gua udah abis dah ambak-ambakan. Butek aernya kagak ketangkep ikannya” sambil tertawa.

Investigasi, Antisipasi dan Proteksi

Menurut pantauan kindonews, perkara korupsi di dinas kebudayaan yang viral serta fenomenal ini sudah menjadi sorotan masyarakat luas termasuk dalam dunia maya. Sudah banyak pengguna media dan para tiktoker yang sudah memposting sikap dan tanggapan sekaligus sorotan mereka terhadap kasus ini.

“Saya perhatikan dalam beberapa hari pasca penggeledahan di kantor dinas Kebudayaan dan beberapa tempat yang memiliki korelasi dengan kasus ini sudah banyak mendapat perhatian bahkan telah menjadi sorotan dimasyarakat” ungkap Jalih Pitoeng.

“Jadi, bukan saja para pelaku korupsi yang sulit keluar dari jerat hukum Jaksa, akan tetapi pihak Kejaksaan itu sendiri juga sulit lepas dari sorotan publik” kata Jalih Pitoeng.

Pertemuan diantara para pegiat seni yang menjadi korban tersebut, Jalih Pitoeng juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah dihubungi banyak pihak. Termasuk pihak yang merupakan bagian dari DPRD DKI Jakarta.

“Banyak yang menghubungi saya. Termasuk dari kebon sirih untuk mengkonfirmasi pristiwa yang viral diberbagai media ini. Terlebih pasca penggeledahan” Jalih Pitoeng menjelaskan.

Menurut Jalih Pitoeng, bahwa semua yang terjadi saat ini adalah taqdir yang sudah ditentukan oleh Tuhan guna menyelamatkan anggaran ratusan milyar bagi pelestarian dan pengembangan budaya Betawi.

“Menurut saya semua ini merupakan jalan yang dituntun oleh Allah SWT. Pastinya ini sudah Taqdir buat kita semua” ungkapnya.

“Saya ditakdirkan bertemu dengan orang-orang yang memiliki kepedulian yang sama terhadap budaya Betawi sekaligus kepada para pegiat seni budaya Betawi. Sehingga terciptanya sinergitas dalam menangani persoalan yang menimpa ratusan sanggar saudara-saudara kita” lanjut Jalih Pitoeng.

Selain itu, berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan selama kurun waktu 5 bulan terakhir, menurut Jalih Pitoeng ini adalah sebuah sindikasi yang sangat jahat.

“Maka saya minta kepada Pj Gubernur DKI agar menonaktifkan para pejabat yang ada di dinas kebudayaan” pinta Jalih Pitoeng.

“Mulai dari Kadis, Sekdis, para kepala bidang yang memiliki irisan secara korelatif” tegas Jalih Pitoeng.

“Kepada pihak Kejaksaan Tinggi juga kita minta untuk segera memeriksa semua yang telah saya sebutkan diatas jika kasus ini benar-benar serius akan dituntaskan” pinta Jalih Pitoeng menegaskan.

“Jika perlu, seluruh Sudin-Sudin yang ada sebagai perpanjangan tangan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Ini bukan perkara korupsi biasa. Tapi saya menduga ini adalah korupsi dan manipulasi yang sangat sindikatif dan terstruktur” lanjut Jalih Pitoeng.

“ini bukan hanya persoalan korupsi biasa. Tapi ini adalah perampokan uang milik kami sebagai orang Betawi secara luar biasa” pungkas Jalih Pitoeng.(KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *