
Jalih Pitoeng saat berikan keterangan pers usai kawal pendaftaran Cagub-Cawagub Ridwan Kamil Suswono (RIDO) di KPUD DKI, Rabu 28 Agustus 2024
JAKARTA | KindoNews – Dalam rangka menyambut kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Relawan Militan Prabowo, Jalih Pitoeng berencana akan temui menteri BUMN Erick Thohir untuk meminta agar bersih-bersih kementerian sekaligus memecat oknum-oknum direksi BUMN yang terindikasi kuat melakukan korupsi.
Saat dihubungi kindonews.com, relawan militan Prabowo, Ketua FORMASI (Forum Aliansi Masyarakat Anti Korupsi) Jalih Pitoeng membenarkan rencana tersebut.
“Insya Allah kita akan menumui beliau” kata Jalih Pitoeng, Jum’at (30/08/2024).
“Ada sinyalemen kuat bahwa salah satu direksi BUMN melakukan tindakan korupsi. Oleh karena itu saya akan menghadap pak Erick untuk menyampaikan secara langsung tentang dugaan kuat adanya korupsi ditubuh perusahaan milik negara tersebut” ungkap Jalih Pitoeng.
Ditanya siapa oknum direksi yang akan dilaporkan, aktivis Betawi yang memahami dan memiliki latar belakang ekonomi, akuntansi dan keuangan serta dunia perbankan ini tidak mau menyebut nama.
“Tunggu aje nanti ntar juga ente pasti tau” jawab Jalih Pitoeng dengan dialek Betawinya.
Menurut ketua presidium Aliansi Selamatkan Indonesia (ASELI) Jalih Pitoeng, amanat reformasi yang paling santer digaungkan saat itu adalah pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme.
“Pemberantasan Korupsi, kolusi dan nepotisme itu adalah amanat reformasi yang paling digaungkan sehingga telah dituangkan dalam Tap MPR No. 11 pada pasal 13 tahun 1999 untuk memenuhi tuntutan reformasi kala itu” Jalih Pitoeng mengingatkan.
“Oleh karena itu Korupsi harus diberantas dan Koruptor tidak boleh hidup dinegeri ini” pinta Jalih Pitoeng tegas.
Sosok aktivis Betawi yang dikenal sangat kritis dan berani inipun mengatakan bahwa dirinya akan berkoordinasi dengan pihak Kejaksaan Agung mengingat KPK memiliki kecenderungan ada pelemahan KPK terutama sejak KPK dipimpin oleh Firli Bahuri.
Jalih Pitoeng, yang diketahui sempat ditangkap dan dipenjara pasca memimpin aksi besar-besaran dalam menolak kecurangan pemilu 2019 dan penolakan revisi UU KPK pada Jum’at 20 September 2019 di DPR MPR ini berharap pada masa pemerintahan Prabowo Subianto agar tidak ada lagi ruang bagi para koruptor.
“Kita tidak ingin para koruptor berlenggang bebas menikmati potongan hukuman dan menikmati hasil perampokan uang negara dan milik rakyat” kata Jalih Pitoeng.
“Apalagi saat ini para mantan terpidana korupsi justru banyak yang menggunakan hasil korupsinya untuk melakukan money politik. Baik sebagai caleg maupun sebagai cabup, cawalkot hingga cagub dibeberapa daerah” tegas Jalih Pitoeng.
Sebagai salah satu inisiator Persaudaraan Tapol dan Napol di era kepemimpinan Jokowi ini juga meminta kepada seluruh jajaran kementerian dan lembaga untuk bertaubat agar tidak lagi melakukan korupsi.
“Maka dengan tegas saya minta kepada seluruh kementerian dan lembaga untuk tidak segan-segan memecat, tangkap dan miskinkan koruptor” pinta Jalih Pitoeng tegas.
“Jika tidak, bisa jadi dirinya lah yang akan dianggap terlibat dan melindungi bawahannya” imbuhnya tegas.
“Saya akan temui pak menteri untuk lakukan itu. Jika tidak saya akan menghadap Kajagung demi penghentian kejahatan terhadap perampokan uang milik rakyat yang akan menghancurkan negeri ini. Karena korupsi adalah sebuah kejahatan maha dahsyat yang dapat menghancurkan bangsa ini. Baik secara moral maupun finansial sekaligus menghambat pembangunan sebuah bangsa yang sangat kita cintai Indonesia” pungkas Jalih Pitoeng.(KN)