Hadiri Pengukuhan Pengurus Bamus Betawi, Dewan Pakar Margani Mustar Bilang: Ini Bamus Betawi Yang Asli

Spread the love

Dewan Pakar Bamus Betawi, Drs. H. Margani Mustar, M.Sc (tengah)

JAKARTA | Kindonews.com – Tertunda lama, Kepengurusan Bamus Betawi Pimpinan Riano Ahmad akhirnya dilantik Sekda DKI Jakarta Dr. KH. Marullah Matali, Lc., M. Ag di Jakarta, Selasa 25 Februari 2025.

Ditemui disela-sela jamuan makan malam pada acara pengukuhan pengurus Bamus Betawi, Dewan Pakar Bamus Betawi Drs. H. Margani Mustar, M.Sc mengatakan inilah Bamus Betawi yang asli.

“Inilah Bamus Betawi yang asli” kata Margani Mustar, Selasa (25/02/2025).

“Kenape ane dateng kesini, karena kite cari Bamus yang asli” tambahnya menegaskan.

Terkait dengan nama dan logo Bamus Betawi yang saat ini dipergunakan oleh pihak lain, dewan pakar Bamus Betawi tersebut menjelaskan bahwa logo itu bukan sembarangan.

“Logo Bamus itu bukan sembarang bikin. Tapi Ade artinya, Ade maknenye dan Ade sejarehnye” jelas Margani dengan dialek Betawinya.

Apa yang disampaikan oleh Margani Mustar, sebelumnya juga pernah dipaparkan oleh sesepuh sekaligus salah satu pendiri Bamus Betawi haji Nuri Taher.

Sebagaimana dikutip oleh salah satu media beberapa tahun lalu, Ketua Majelis Adat Bamus Betawi kala itu, Haji Nuri Thaher bercerita panjang lebar tentang pendirian Bamus Betawi.

“Saya juga punya andil dalam pendirian hingga kini sebagai Ketua Majlis Adat, lembaga tertinggi dalam organisasi,” katanya, Senin, 29 Juni 2020.

Nuri lalu bercerita bahwa Bamus Betawi berdiri tidak lepas dari sejarah perjuangan bangsa.

Pada 1923 telah berdiri organisasi Perkoempoelan Kaoem Betawi. Pemoeda Kaoem Betawi ketika itu menyatukan diri dengan pemuda lainnya guna mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia sejak 28 Oktober 1928 yang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.

“Kaoem Betawi bersatu dengan Jong Java dan Sekar Roekoen dari Tanah Jawa.” kata Nuri menegaskan.

Kemudian pada 22 Juni 1982, Bamus Betawi dibentuk oleh sebelas organisasi berbasis nilai-nilai Betawi yaitu Ikatan Keluarga Jakarta Sejahtera Bersama (Ikrar), Ikatan Warga Djakarta (Iwarda), Persatuan Masyarakat Jakarta Muhammad Husni Thamrin (Permata MHT), Ikatan Keluarga Besar Anak Jakarta (IKB Anda), Ikatan Keluarga Jakarta (Ikeda), Keluarga Mahasiswa Betawi (KMB), Keluarga Pelajar Betawi (KPB), Yayasan Jakarta, Ikatan Keluarga Jakarta (Ikab), Kerukunan Masyarakat Jakarta Asli (Ketimun), dan Pemangku Adat (Mangkudat).

Sebelumnya telah berkiprah terlebih dahulu yaitu Yayasan Muhammad Husni Thamrin dan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB).

Tokoh-tokoh Betawi yang memiliki andil kesepakatan pembentukan Bamus Betawi itu adalah Eddie Marjuki Nalapraya, Wim Salamun dan Helmy Moenandar, Irwan Syafi’ie, Zainal Abidin B, Effendi Yusuf, Rusdi Saleh, Amarullah Asbah, Husein Sani, Muhari, Salman Muchtar, Syarif Mustafa, Hasbullah Thabrani, dan Firdaus Djaelani.

Sejarah Kepemimpinan Bamus Betawi dari Effendi Yusuf Hingga Saat Ini

Ketua Umum Bamus Betawi yang pertama adalah Effendi Yusuf, selanjutnya HM. Sanif, Eddie M. Nalapraya, Abdul Syukur, Fauzi Bowo, Nachrawi Ramli, Djan Faridz, Zainuddin Muhayar, Abraham Lunggana alias haji Lulung hingga kini dijabat oleh Riano Ahmad.

Diketahui kiprah Bamus Betawi adalah turut serta membidani terbitnya Perda Provinsi DKI Jakarta No. 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

Selain itu Pergub Provinsi DKI Jakarta No. 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi dan Pergub Provinsi DKI Jakarta No. 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi yang terdiri dari; Ondel-ondel, Kembang Kelapa (manggar), Ornamen Gigi Balang, Baju Sadariah, Kebaya Kerancang, Batik Betawi, Kerak Telor dan Bir Pletok.

Dalam pergaulan di pentas nasional, Bamus Betawi juga berperan aktif dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga adat yang ada di seluruh Tanah Air. Tentu saja Bamus Betawi juga berperan aktif dalam penyelenggaraan kebudayaan Betawi dengan menyelenggarakan acara Lebaran Betawi setiap tahunnya, yang digelar sejak tahun 2008 untuk pertama kalinya.

Dalam mempersiapkan pengembangan sumber daya manusia terbaik, Bamus Betawi mempersiapkan kader-kader terbaiknya untuk menduduki posisi di eksekutif maupun di legislatif hingga berperan di pentas nasional.

Nuri menjelaskan bahwa berdirinya Bamus Betawi juga tak lepas dari peran Tjokropranolo, pengawal pribadi Jenderal Soedirman yang kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 1977 hingga 1982.

“Saat Pak Tjokro jadi gubernur Bamus Betawi berdiri.” kenang haji Nuri Taher.

Ditanya soal adanya pihak-pihak yang menggunakan logo Bamus Betawi saat ini, Ayah, panggilan akrab haji Margani Mustar mengatakan bahwa itu tidak boleh digunakan oleh organisasi manapun selain Bamus Betawi.

“Ye ga boleh dong” jawabnya sinis.

“Logo itu kan melekat pada Bamus Betawi” sambungnya menandaskan.

“Mangkenye ga boleh ada orang laen yang menggunakan logo itu selain Bamus Betawi” kata Margani Mustar menandaskan.(KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *