Jelang Pelantikan Prabowo, Jalih Pitoeng Minta Kapolri dan Panglima TNI Serta Rakyat Indonesia Menjaga Stabilitas Politik Secara Nasional

Spread the love

Photo: Saat Jalih Pitoeng Pimpin Aksi Besar-besaran Menolak Revisi UU KPK pada Jum’at 20 September 2019

JAKARTA | KindoNews – Menyambut diselenggrakannya agenda besar nasional yaitu Pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada 20 Oktober mendatang, Aktivis kelahiran tanah Betawi Jalih Pitoeng meminta kepada segenap rakyat indonesia untuk menyambut dengan gembira serta menjaga kondusifitas sekaligus stabilitas politik secara nasional.

Didepan awak media, Jalih Pitoeng mengungkapkan bahwa menyambut kepemimpinan baru dibawah presiden terpilih Prabowo Subianto, aktivis yang sempat masuk bui akibat tuduhan akan melakukan makar dan perencanaan aksi besar-besaran dalam upaya penggagalan pelantikan presiden Jokowi 5 tahun yang lalu ini meminta kepada Kapolri dan TNI dapat melaksanakan Tupoksinya demi terciptanya kondusifitas dan stabilitas nasional.

“Kita berharap kepada Kapolri dan Panglima TNI dapat menjaga stabilitas politik secara nasional” ungkap Jalih Pitoeng, Kamis (17/10/2024).

“Terutama menjelang pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto yang menang dalam pilpres 2024-2029” lanjut Jalih Pitoeng.

“Kita harus menyambut kemenangan rakyat ini dengan gembira dan suka cita” tambah Jalih Pitoeng menegaskan.

Selain itu relawan militan Prabowo Subianto yang sejak pemilu 2014, 2019 hingga saat ini mendukung keterpilihan Prabowo, juga menegaskan bahwa dirinya akan hadir ditengah-tengah rakyat yang akan menyambut hari pelantikan presiden Prabowo pada tanggal 20 Oktober mendatang.

“Insya Allah, saya akan hadir ditengah-tengah rakyat yang akan tumpah ruah sebagai perwujudan rasa syukur atas pelantikan Pak Prabowo 20 Oktober besok” kata Jalih Pitoeng menegaskan.

“15 tahun kita ikut berjuang dan menantikan pelantikan pak Prabowo sebagai presiden Republik Indonesia. Masa kita tidak hadir sebagai ungkapan rasa syukur kita” ungkapnya.

Penggagas sekaligus ketua presidium Aliansi Selamatkan Indonesia (ASELI) yang kerap menyampaikan keinginannya untuk meminta warisan terbaik dari Prabowo ini, Jalih Pitoeng sangat mendukung program-program yang telah dicanangkan oleh Prabowo beserta Koalisi Indonesia Maju. Terutama tentang pencerdasan bangsa, ketahanan pangan, kedaulatan negara serta pemberantasan korupsi yang menjadi penghambat sekaligus perusak moral bangsa Indonesia.

“Kita semua tahu bagaimana tangguhnya perjuangan beliau selama ini. Bahkan sampai 2 kali dikalahkan. Tapi masih tetap berkobar semangatnya. Tidak lain hanya untuk mengabdikan dirinya demi menyelamatkan dan memajukan bangsa ini sekaligus mencerdaskan serta mensejahterakan rakyat Indonesia” kata Jalih Pitoeng menegaskan.

“Kami sangat mendukung program-program yang telah dicanangkan oleh pak Prabowo bersama Koalisi Indonesia Maju” lanjutnya.

“Terutama pendidikan gratis, kesehatan gratis, makan bergizi gratis sebagai langkah kongkrit guna mempersiapkan generasi emas yang sehat dan cerdas serta berakhlaq sebagai penerus bangsa” ujar Jalih Pitoeng.

“Kemudian juga tentang penegakan hukum, pertahanan demi menjaga kedaulatan negara serta pemberantasan korupsi yang telah menjadi penyakit akut bangsa ini” tegasnya.

“Pak Prabowo adalah satu-satunya capres yang menegaskan kembali tentang keinginan kerasnya untuk melakukan pemberantasan korupsi dalam Closing Statment nya pada acara penutupan Debat Capres” Jalih Pitoeng mengingatkan.

“Oleh karena itu, kami sebagai rakyat Indonesia sekaligus relawan militan Prabowo, meminta agar beliau dapat memberikan warisan terbaik bagi bangsa ini” pinta Jalih Pitoeng.

Ditanya apa warisan terbaik tersebut, sosok aktivis yang tetap konsisten berada di garis perjuangan rakyat ini mengatakan bahwa warisan terbaiknya adalah undang-undang perampasan aset bagi para koruptor.

“Kita meminta kepada pak Prabowo dalam pemerintahannya, dapat melahirkan undang-undang perampasan aset bagi koruptor sebagai pijakannya hukumnya” kata Jalih Pitoeng menegaskan.

“Agar para penegak hukum bisa memastikan untuk dapat mengeksekusinya. Karena selama ini selalu berdalih belum memiliki payung hukumnya” lanjut Jalih Pitoeng.

“Karena bukan pada pilpres kali ini saja. Tapi pada pilpres 2019 Prabowo sampai geprak-geprak podium di ballroom Sahid Jaya hotel saat merelease buku yang berjudul ‘Paradok’ kala itu” kenang Jalih Pitoeng.

“Prabowo dengan lantang dan ekspresi marah bicara tentang kebocoran anggaran serta pendapatan negara yang seharusnya dipergunakan untuk mencerdaskan bangsa dan mensejahterakan rakyat” kenang Jalih Pitoeng.(KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *