
JAKARTA | Kindonews.com – Masih dari acara Penutupan Kongres ke-VI Partai Demokrat yang diselenggarakan di The Ritz-Carlton Hotel, Pacific Place SCBD Jakarta Selatan kemarin malam (Selasa, 25/02/25), selain ada Prediksi “AHY vs GRR” yang disampaikan oleh Prabowo dan sebenarnya hal tersebut sudah pernah saya sampaikan juga tahun 2018 silam (news.detik.com/berita/d-3983334/seloroh-roy-suryo-ahy-vs-gibran-rakabuming-di-pilpres-2024), ada hal lain yang tak kalah menariknya yakni pemberian tongkat Komando dari AHY ke Prabowo.
Secara terhormat, selaku Ketua Umum PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan sebuah Tongkat komando kepada Presiden RI Prabowo Subianto yang sudah berkenan datang dan memberikan sambutannya di acara tersebut.Tongkat komando ini disebut-sebut diberikan sebagai simbol harapan kepemimpinan dan keberanian dalam menjalankan tugas sebagai kepala negara dan pemerintahan. Namun apakah sesimpel itu maknanya?
AHY menjelaskan bahwa tongkat komando tersebut dihiasi dengan tulisan “Asmaul Husna”, yaitu 99 (sembilan puluh sembilan) nama-nama indah Allah, dengan harapan agar Presiden Prabowo selalu berada dalam lindungan-Nya dalam memimpin Indonesia. Asmaul Husna mencerminkan sifat-sifat Allah yang sempurna, seperti Al-Adl (Maha Adil), Ar-Rahman (Maha Pengasih), dan Al-Hakim (Maha Bijaksana).
Dengan adanya ukiran Asmaul Husna, ini bisa dimaknai sebagai harapan agar kepemimpinan Prabowo berlandaskan keadilan, kebijaksanaan, dan kasih sayang terhadap rakyat. Dalam sejarah, tongkat sering kali menjadi simbol kepemimpinan, seperti tongkat Nabi Musa yang digunakan untuk membimbing umatnya. Dengan adanya Asmaul Husna, tongkat ini bukan hanya simbol kekuasaan, tetapi juga tanggung jawab moral untuk meneladani nilai-nilai Islam dalam memimpin bangsa.
Ukiran Asmaul Husna juga mengingatkan bahwa kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan niat tulus, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Ini sekalugus bisa diartikan sebagai pengingat bagi Prabowo untuk menjalankan kepemimpinan dengan integritas, tidak menyalahgunakan kekuasaan, dan selalu berpihak pada kebenaran.
Selain itu ada sifat Keadilan Sosial dan Hukum (Al-Adl, Al-Hakim) yang artinya Prabowo diharapkan menegakkan hukum secara adil, tidak berpihak pada kelompok tertentu, serta menjunjung tinggi supremasi hukum. Kebijakan ekonomi dan sosial harus mengurangi kesenjangan dan memberikan kesejahteraan bagi semua rakyat. Sekaligus diharapkan kepemimpinan yang Peduli dan Mengayomi (Ar-Rahman, Ar-Rahim) dimana Prabowo harus menunjukkan empati terhadap rakyat, khususnya kaum miskin dan tertindas. Kebijakan harus mencerminkan kepedulian terhadap kesejahteraan rakyat, seperti subsidi bagi kelompok kurang mampu, pendidikan yang merata, dan layanan kesehatan yang terjangkau.
Selain itu ada juga sifat Keberanian dan Ketegasan (Al-Matin, Al-Qawiyy), dimana Prabowo harus kuat dan tegas dalam mengambil keputusan yang berpihak pada kepentingan nasional. Dalam menghadapi tantangan global, Indonesia memerlukan kepemimpinan yang berani mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional. Juga sifat kebijaksanaan dalam Mengambil Keputusan (Al-Hakim, Al-Alim) dimana Prabowo harus memiliki visi dan strategi yang matang, tidak tergesa-gesa dalam mengambil kebijakan karena Pembangunan nasional harus berbasis riset dan data, bukan sekadar kepentingan politik jangka pendek.
Jadi Tongkat komando dengan ukiran Asmaul Husna bukan sekadar simbol seremonial, tetapi mengandung pesan mendalam tentang tanggung jawab Prabowo sebagai seorang pemimpin. Implementasi nilai-nilai Asma Allah dalam pemerintahan dapat menciptakan kepemimpinan yang adil, bijaksana, peduli terhadap rakyat, serta kuat dalam mempertahankan kepentingan bangsa. Jika Prabowo menginternalisasi nilai-nilai ini dalam kepemimpinannya, maka Indonesia berpotensi menuju pemerintahan yang lebih berintegritas dan berpihak kepada kesejahteraan rakyat.
Dalam sambutannya di acara Selasa malam kemarin itu, andaikata Presiden Prabowo sudah diberitahu bahwa akan menerima Tongkat Komando “Asmaul Husna” yang berisi 99 nama Allah diatas, kemungkinan dia juga akan menggunakan angka “99” tersebut juga sebagai salah satu bahan pidatonya. Karena sebelumnya Prabowo -yang mungkin sudah diberitahu bahwa PD atau lebih tepatnya SBY- terlihat suka menggunakan angka “9”, termasuk pemilihan tanggal Kongres 25/02/2025 yang berjumlah 2+5+2+2+2+5 = 18, alias 1+8 = 9, banyak mengimplementasikan angka tersebut.
Kesimpulannya, bila diperbandingkan dengan momentum saat Prabowo memberikan Keris “Garuda Yaksa Luk-13” kepada Jokowi di KLB Partai Gerindra beberapa saat sebelumnya, pemberian Tongkat Komando dari AHY ke Presiden Prabowo ini lebih sarat makna dan harapan bagi Indonesia kedepannya. Namun akankah #IndonesiaGelap segera jadi sirna dengan Tongkat Komando yang dipegangnya? Rakyat masih menunggu dulu bukti nyata dan tegas #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa sebelumnya.
Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen – Jakarta, Rabu 26 Februari 2025